Kawan-kawan.... Sama halnya dengan oli mesin, oli transmisi pun bertugas memberikan pelumasan. Bedanya, oli ini hanya diperuntukkan pada bagian transmisinya saja. Artinya pelumas tersebut ditujukan untuk melindungi serta mengoptimalkan kinerja pada area CVT (Continously Variable Transmission) seperti gear dan bearing-bearing di dalamnya.
Pada penggunaan normal, oli transmisi sebaiknya diganti setiap 12.000 km atau 12 bulan sekali. Apabila pemakaian berat atau (motor) selalu dipakai jarak jauh, lebih bagus jika durasinya dipercepat. atau dengan perbandingan 2:1. Penggantian oli transmisi dilakukan setelah dua kali ganti oli mesin.
Penggantian oli transmisi sangat penting. Jika sampai telat, maka akan ada gejala dan dampak buruk yang terjadi pada komponen transmisi motor matic.
Ciri paling umum adalah munculnya suara kasar di area CVT. Ini terjadi lantaran adanya gesekan antar komponen pada transmisi yang bisa disebabkan oleh perubahan viskositas oli gardan.
Selain viskositas suara yang kasar juga bisa disebabkan oleh banyaknya logam aus yang berada dalam transmisi. Jika dibiarkan terlalu lama, kerusakan lebih parah jelas tak dapat terhindarkan lagi.
Dampak lain adalah adanya getaran pada setang dan bodi motor jika telat mengganti oli transmisi. Untuk mengetahuinya, pemilik dapat mencobanya di jalan menurun. Getaran tadi menjadi pertanda gardan tidak bekerja dengan baik sebagai dampak oli transmisi yang tidak melumasi dengan sempurna.
Kondisi jauh lebih buruk adalah rusaknya bearing gardan yang menempel pada bak CVT. Fungsinya adalah menyelaraskan putaran mesin dan pully bagian depan. Jika sudah seperti ini, bersiap mengalokasikan dana lebih untuk penggantian spare part tersebut.