Fenomena seperti ini sering terjadi, banyak ditemui teman-teman yang menggunakan motor tapi enggan melepaskan helm saat jalan-jalan, berbelanja ke toko, nonton balapan, dan masih banyak lagi. Dari segi kesehatan memakai helm terlalu sering berdampak tidak baik juga.
Hal serius pertama yakni persoalan beban di leher kita. Ahli kedokteran komunitas, dr. Aviandy Sukarto bilang, kita nggak boleh kelewat intens pakai helm. Supaya lebih jelas, ia membandingkan dua helm dengan tingkat ideal yang berbeda.
Helm half-face ala ol skool yang berat dan bagian belakang menggelembung tertutup dan half-face kisaran Rp 400 ribuan.
Kebanyakan brother yang memakai jalan-jalan tentunya pada helm half-face toh?
Dari analisisnya, half-face punya ciri khusus karena beban terberat ada di sektor belakang dengan distribusi berat 75 % belakang, 25 % depan.
Dalam ilmu fisiologis makin sering kita memekai helm apalagi nggak cuma saat naik motor, maka syaraf leher kita akan terganggu.
Apalagi jika bicara soal sirkulasi udara. Sampeyan yang jalan sambil berpanas-panas pakai helm bikin sirkulasi udara di kepala terganggu, terutama bagian belakang kepala yang tertutup. Apalagi helm murah yang desainnya nggak ideal juga relatif berat.
Kelamaan akan mengalami gejala awal nyeri leher, leher kaku sampai bunyi gemeretak saat digerakkan. "Saat bangun tidur akan terasa linu dan sulit nengok. Kalau dirontgen akan terlihat pengapuran arthrosis cervicalis," jelas anggota Bintaro Bikers Community juga life member Cosanostra MC ini.
Oh ya nggak cuma itu, terlalu sering pakai helm apalagi kondisi panas, juga membuat kulit kepala tidak nyaman. Rambut bisa ketombean, rontok dan terjadi kebotakan.