NEWS
DETAILS
Senin, 08 Jul 2024 11:38 - Ikatan Motor Honda Jawa Barat

Kawan-kawan...Pernah lihat behel  yang  terdapat di belakang jok motor? Hampir pasti, sebetulnya setiap  sepeda motor dilengkapi behel  ini. Sayangnya, masih banyak yang salah menggunakan benda tersebut sebagai pegangan  si boncenger.

Sesungguhnya,penempatan behel di bagian belakang tak lebih untuk memudahkan pemilik motor ketika akan memarkir motor dengan standar tengah. Fungsi lain dari behel sebenarnya juga untuk estetika dan membantu ketika saat membawa barang serta memindahkan motor ketika parkir.

Bahaya Jika Dipegang Boncenger

Memegang behel saat berkendara justru berisiko bagi para pembonceng. Sebab, secara tak langsung pembonceng memberikan tumpuan dan membuat bagian belakang motor jadi lebih berat.  

Posisi tersebut akan berdampak negatif bagi handling motor. Pengemudi bisa saja kesulitan saat melakukan manuver atau ketika akan berbelok.  Dan bisa kehilangan keseimbangan karena lawan arah dengan pengemudi.

Berpegangan pada behel diyakini dapat menimbulkan bahaya. Sebab, posisi tubuh menjadi tidak seimbang ketika pengemudi tiba-tiba melakukan akselerasi. Pembonceng bisa malah terpental ke belakang.

Posisi duduk menghadap samping bagi para pembonceng sepeda motor juga merupakan posisi yang salah.

Posisi ini membuat keseimbangan motor jadi kurang stabil. Pembonceng yang menghadap samping hanya menginjak satu pijakan membuat keseimbangan jadi berkurang. 

Selain itu bobot tubuh juga tidak imbang karena berat sebelah.Posisi menghadap samping ini biasanya dilakukan oleh wanita yang menggunakan rok. 

Cara bonceng seperti itu tidak direkomendasikan dalam ajaran keselamatan berkendara. Posisi boncengan yang disarankan ialah pembonceng menghadap depan. Sebab Motor tidak mengenal kata stabil, hanya hanya seimbang. 

Pengemudi yang baik dinilai dari tiga aspek, yaitu pergerakan (kecepatan) sesuai kondisi, lintasan (menanjak tikungan dan lainnya), dan posisi berkendara.

Selain menghadap depan, posisi duduk pembonceng juga sebaiknya dekat dengan badan pengendara. Bila yang dibonceng wanita dan  bukan muhrim,  jelas bermasalah  untuk duduk terlalu dekat antara pengendara yang bukan pasangannya. 

Maka yang perlu dilakukan adalah  cukup menempelkan lutut ke dekat pinggang pengendara. Dengan menempelkan kedua lutut, bisa menggantikan posisi rapat yang disarankan dalam posisi berkendara yang baik dan benar. 

RELATED
NEWS
TOP 5 NEWS
TWITTER
FACEBOOK