Kawan-kawan.... Setiap sepeda motor dibekali dengan tuas rem pada stang sebelah kanan. Sedangkan pada stang sebelah kiri, terdapat tuas rem untuk motor matic dan tuas kopling untuk motor bertransmisi manual. Meskipun teknologi berkembang dengan perkembangan zaman, tapi ada beberapa hal yang tidak berubah. Salah satunya adalah bentuk tuas.
Pada umumnya, tuas pada motor yang digunakan untuk rem atau kopling ini memiliki ujung yang membulat atau seperti bola. Desain ini seolah jadi standar untuk motor buatan mana pun, mulai kelas skutik sampai motor ber-cc besar.
Desain ujung tuas yang membulat berawal dari regulasi yang ditetapkan oleh Federation Internationale de Motocyclisme (FIM). FIM menyebutkan bahwa untuk ajang balap road, motocross, atau bahkan trail, setiap motor harus menggunakan tuas dengan ujung yang membulat. Diameter bola pada ujung tuas minimal harus 16 mm, yang jelas tidak berbentuk tajam. Permukaan atasnya boleh saja rata, tapi ujungnya tetap harus membulat seperti bola. Bagian yang rata juga minimal harus 14 mm yang sebelumnya menggunakan ukuran minimal 19 mm. Semua ajang balap motor yang digelar di mana pun harus mengacu pada standar FIM tersebut.
Maka dari itu, tiap pabrikan menggunakan desain tuas tersebut. Alasan utamanya jelas karena keamanan. Saat motor terjatuh, tuas rem didesain agar bagian ujungnya saja yang patah, sehingga motor masih bisa digunakan. Sebab, jika patah dari pangkalnya, motor jadi tidak bisa dioperasikan dengan normal.
Selain itu, jika terjadi pada tuas rem depan, dikhawatirkan bagian master rem juga akan mengalami kerusakan. Jika tuas rem bentuknya tajam juga dianggap berbahaya. Sekarang ini, tuas rem atau tuas kopling juga semakin berkembang. Beberapa pabrikan mendesain tuas agar tertekuk saat motor terjatuh sehingga terhindar dari resiko patah.