Kawan-kawan.... Masih banyak pengendara yang salah kaprah memilih BBM tepat untuk kendaraannya. Sebagian pihak beranggapan, makin tinggi oktan BBM, maka makin baik juga dampaknya untuk mesin. Padahal, anggapan tersebut sebenarnya keliru.
Pedoman mengisi bahan bakar sebenarnya tertulis di buku manual kendaraan. Pemilihan BBM umumnya mengacu pada rasio kompresi mesin.
Sejauh ini, kita hanya tahu bahaya mengisi BBM dengan nilai oktan terlalu rendah. Sementara tak banyak yang tahu bahaya mengisi BBM dengan nilai oktan terlalu tinggi.
Sebagai gambara, motor New Honda CBR250RR yang memiliki rasio kompresi 11,5 : 1 untuk versi standard dan bisa diberi 'minum' Pertalite atau BBM lain dengan RON 90.
Meski demikian, motor sport tersebut boleh menggunakan BBM lain dengan oktan lebih tinggi, misalnya RON 92 atau maksimum RON 95. Sementara lebih dari itu haram, lantaran bisa memicu kerusakan di mesin.
Menggunakan RON yang lebih tinggi dari 90 masih diperbolehkan di CBR250RR baru. Jadi intinya RON 90 atau maksimal di RON 92 atau 95.
Lebih rinci, seandainya pemilik motor coba-coba isi BBM RON di atas 95, apalagi terlalu sering, maka dampak jangka panjangnya cukup berbahaya. Misalnya membuat suhu menjadi lebih tinggi dan menimbulkan suara bising atau knocking.
Jika diberikan BBM dengan oktan terlalu tinggi, mesin dengan rasio kompresi rendah atau sedang membutuhkan kinerja ekstra untuk melakukan pembakaran. Imbasnya, selain panas, sisa-sisanya bisa mencemari komponen mesin lainnya.
Nah, yang paling ditakutkan adalah ketika sisa-sisa bensin itu menyelinap melalui dinding liner dan masuk ke dalam bak oli. Sisa-sisa bensin yang tidak terbakar itu kemudian tercampur ke oli mesin atau disebut sebagai fuel dilution.